MARILAH KITA
MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
dari
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas
XI.IIS 1
Disusun
oleh:
Ø Rigki
firmansyah
Ø Dina
oktaviana
Ø Herni
irawati
Ø Razi
rustandi
Ø Rita
rustini
Ø Santika
Ø Siti
nurbayani
SMA NEGERI 1 NAGREG
Kab.Bandung
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan kehadirat tuhan kami ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan yang kami harapkan. makalah yang berjudul “Menciptakan
Masyarakat berakhlaq Mulia di era Globalisasi”, penyusun buat dengan tujuan
melengkapi nilai tugas dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada tahun ajaran
2014/2015. Kami selaku penyusun sangat berterima kasih kepada bapak kepala SMA
NEGERI 1 NAGREG, beserta bapak/ibu guru yang telah membimbing dan membantu
penyusunan dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan berharap agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penyusun menyadari bahwa dalam
penulisan ataupun pembahasan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, jika ada kekurangan dan kelebihannya kami mengucapkan mohon maaf. Terima
kasih.
Bandung, 19 Mei 2015
penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... ii
ABSTRAK
....................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan
Masalah .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akhlak ............................................................................................... 3
2.2 Peran Akhlak Dalam
Masyarakat ......................................................................... 3
2.3 Dampak Globalisasi Terhadap Masyarakat Muslim ............................................... 5
2.4 Cara
Menciptakan Masyarakat Berakhlak Mulia Dalam
Era Globalisai ......................................................................................................... 6
2.5 Penerapan Akhlak Dan
Tantangan Akhlak Dalam
Kehidupan .............................................................................................................. 10
2.5.1 Penerapan Akhlaq ............................................................................................... 10
2.5.2 Tantangan Akhlak ............................................................................................... 12
2.6 Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak .................................................................... 13
2.6.1
Penjagaan Diri ..................................................................................................... 13
2.6.2 Penjagaan
Sesama Muslim .................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18
ABSTRAK
Makalah
ini membahas tentang bagimana cara menciptakan masyarakat berakhlaq
di dalam era globalisasi. Makalah ini
terbagi dalam beberapa sub bab, yaitu Apa definisi dari ahlak? peranakhlak
dalam pembentukan masyarakat yang bertaqwa, dampak globalisasi terhadap
ahlak masyarakat, cara menciptakan masyarakat berakhlak dalam era globalisai,
penerapan akhlak dan tantangan akhlak dalam kehidupan, dan upaya peningkatan
kualitas akhlak . dimana dampak globalisasi saat ini sangat memengaruhi akha
baik dalam masyarakat sehingga penerapan akhlak dalam kehidupan sangat.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya menjaga diri kita dalam terbentuknya kita
sebagai manusia yang taqwa. Kata kunci: definisi dari ahlak, peran akhlak dalam
pembentukan masyarakat yang bertaqwa, dampak globalisasi terhadap ahlak
masyarakat, cara menciptakan masyarakat berakhlak dalam era globalisai,
penerapan akhlak dan tantangan akhlak dalam kehidupan, upaya
peningkatan kualitas akhlak.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini,
perilaku seorang muslim sangat rentan untuk terpengaruh dampak negatif yang
bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sehingga kita sering melihat liberasi
nilai yang terjadi di kalangan umat Islam. Peristiwa seperti ini bisa
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang Islam, juga
lingkungan yang tidak kondusif untuk mendidik seseorang tentang agamanya.
Sehingga kesadaran beragama nyaris tak pernah muncul secara nyata dalam
keseharian dan kehidupan sosial kita, sehingga akhlak masyarakat berkurang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.Dari
sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,
seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.Akhlak
merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan
masyarakat menjadi masyarakat madani. Atas dasar itulah kami menyusun makalah
ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah SWT, tidak tersesat dalam menjalani
hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola, karena sesungguhnya
pada diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
1.2
Tujuan
1.
Pelaksanaan akhlak dalam kehidupan
sehari-hari
2.
Dapat melaksanakan akhlak-akhlak yang terpuji
3.
Mengetahui dan dapat menjaga diri dari
tantangan-tantangan akhlak.
4.
Dapat menerapkan upaya-upaya peningkatan
akhlak
5.
Mengetahui
bagaimana cara menciptakan ahlak di era globalisasi dalam masyarakat.
1.3
Rumusan
Masalah
1.
Apa definisi dari ahlak?
2.
Apa peran akhlak dalam pembentukan masyarakat
yang bertaqwa?
3.
Apa dampak globalisasi terhadap ahlak
masyarakat?
4.
Bagaimana cara menciptakan masyarakat
berakhlak dalam era globalisai?
5.
Apa saja penerapan akhlak dan tantangan
akhlak dalam kehidupan?
6.
Apa saja upaya peningkatan kualitas akhlak?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Akhlak
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tiga pakar di bidang
akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak merupakan
bentuk jama, dari kata khuluqun, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, budi pekerti atau tabiat. Dalam Al-Qur’an surat
(Al - Qalam ayat : 4 )
Artinya :
Dan sesungguhnya kamu ( ya Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Kata akhlak mengandung
segi-segi persesuaian dengan khalqun atau ciptaan.Serta erat hubungannya dengan
khalik dan makhluk. Dari pengetian-pengertian diatas akhlak digambarkan secara
substansial , sifat hati bisa baik dan juga bisa buruk yang tercermin dalam
perilaku. Jika, sifat hatinya baik, maka yang akan muncul adalah akhlak yang
baik (akhlakul karimah) dan sebaliknya jika sifat hatinya buruk maka yang
keluar dalam perilaku adalah akhlak yang buruk
(akhlakul madzmumah).
2.2 Peran
Akhlak Dalam Masyarakat
Makarimul
akhlak (kepribadian yang mulia) merupakan sifat para nabi, orang Shiddiq dan
shalih. Sedangkan akhlak yang buruk adalah racun yang membawa pemiliknya ke
jalan syaitan dan penyakit yang menghancurkan kebahagian umat manusia. Oleh
karena itu Allah Ta’ala mengutus Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam untuk
menyempurnakan akhlak yang luhur yang dimiliki umat manusia. Beliau membawa
akhlak yang agung bersumber dari wahyu Ilahi untuk menjadi teladan bagi orang
yang beriman. Sesuai dengan surat al-qalam yang tertera di atas. Dan juga Sabda
Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan
kemulian akhlak.“Hadits ini diriwayatkan Imam Bukhari
Makarimul akhlak (akhlak yang mulia) jika menjadi sifat seseorang bermakna satu ungkapan yang mencakup sifat
dan perbuatan luhur (terpuji) yang tampak dalam budi pekerti dan pergaulannya.
Akhlak yang mulia ini adalah tonggak keutuhan dan kejayaan satu umat,
sebagaimana disampaikan oleh seorang penyair
yang bernama Ahmad Syauqiy dalam pernyataannya:
Umat itu tergantung akhlak yang tersisa padanya, jika akhlak tersebut
lenyap maka lenyaplah mereka.
Akhlak mulia memiliki pengaruh
dalam tegak dan hancurnya satu masyarakat karena akhlak mulia adalah dasar
ditegakkannya perintah Allah Ta’ala dalam jiwa manusia. Jika jiwa memiliki
akhlak dan perilaku mulia maka tidak diragukan dia akan mengagungkan
syiar-syiar Allah dan komitmen dengan manhaj agamanya. Kedudukan akhlak yang
tinggi ini telah dijelaskan Allah dalam ayat-ayat-Nya agar manusia dapat
istiqamah di atas akhlak mulia tersebut. Allah berfirman:
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya
mereka bertaqwa.“ (QS. Al Baqarah:187).
“Dan Kami telah menerangkan
dengan berulang kali di dalamnya sebahagian ancaman, agar mereka bertaqwa.”
(QS. Thaha:113) Demikian juga firman-Nya:
“(Ialah) al - Qur’an dalam
bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertaqwa.“
(QS. Az Zumaar :28)
Oleh karena itulah para
Rasul senantiasa mengajak kaumnya untuk mewujudkan akhlak yang mulia . Akhlak
yang mulia memiliki kedudukan dan urgensi sangat penting dalam membangun
masyarakat islam Adapun beberapa peranan akhlak yaitu:
·
Akhlak
yang mulia merupakan tonggak kejayaan satu bangsa atau umat
·
Akhlak
yang mulia merupakan salah satu rukun dakwah para Rasul
·
Akhlak
yang mulia meliputi akhlak terhadap Allah dan makhluknya.
2.3 Dampak Globalisasi Terhadap Masyarakat
Muslim
Hidup untuk dizaman sekarang ini, disadari atau tidak pasti
akan tersentuh oleh modernisasi dan era globalisasi. Dimana suatu Zaman yang
sesungguhnya biasa-biasa saja
seakan-akan menjadi sesuatu yang langka, hebat, luar biasa dan mengagumkan
serta menjanjikan dan penuh harapan, terutama oleh orang-orang Barat yang non
Islam. seiring dengan itu, marilah kita umat Islam secara bersama-sama ikut
ambil bagian dengan secara aktif, terutama dalam pembangunan mental spiritual,
agar umat Islam tidak sekedar maju dalam segi fisik saja, namun juga kokoh
mentalnya, tidak mudah terjebak dalam pemikiran yang merusak Dalam abad
teknologi ultra moderen sekarang ini, manusia telah diruntuhkan eksistensinya
sampai ketingkat mesin akibat pengaruh globalisasi. Roh dan kemuliaan manusia
telah diremehkan begitu rendah.Manusia adalah mesin yang dikendalikan oleh
kepentingan financial untuk menuruti arus hidup yang materialistis dan
sekuler.Martabat manusia berangsur-angsur telah dihancurkan dan kedudukannya
benar-benar telah direndahkan. Globalisasi adalah merupakan gerakan yang telah
dan sedang dilakukan oleh Negara-negara Barat Sekuler untuk secara sadar atau
tidak, akan menggiring kita pada kehancuran
peradaban. Sebagaimana telah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari,
baik secara langsung maupun melalui media cetak dan elektronik, mulai dari
prilaku, gaya hidup, norma pergaulan dan tete kehidupan yang dipraktekkan,
dipertontonkan dan dicontohkan oleh orang-orang Barat akhir-akhir ini semakin
menjurus pada kemaksiatan. Apa yang mereka suguhkan sangat berpengaruh terhadap
pola piker umat Islam. Tak sedikit dari orang-orang Islam yang secara
perlahan-lahan menjadi lupa akan tujuan hidupnya, yang semestinya untuk ibadah,
berbalik menjadi malas ibadah dan lupa akan Tuhan yang telah memberikannya
kehidupan. Akibat pengaruh modernisasi dan globalisasi banyak manusia khususnya
umat Islam yang lupa bahwa sesungguhnya ia diciptakan bukanlah sekedar ada,
namun ada tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Saat ini, tak
sedikit dari umat Islam yang lemah iman, karena telah salah kaprah dalam
menyikapi isu globalisasi.Mereka seakan-akan kedatangan tamu istimewa, tamu
pujaan hati yang telah lama diagung-agungkan. Sehingga dalam bayangan mereka, globalisasi adalah
segala-galanya dan merupakan puncak dari modernisasi. Padahal ia sesungguhnya
adalah tipu daya dari bangsa Barat belaka yang sengaja menjerat dan akan
menjerumuskan umat Islam. Sesungguhnya globalisasi tidak jauh beda dengan
imprialisme. Penyebaran globalisasi hampir selalu sejalan dengan penyebaran
Neoliberalisme. Globalisasi bagi umat Islam tidak perlu diributkan, diterima
ataupun ditolak, namun yang paling penting Dari semua adalah seberapa besar
peran Islam dalam menata umat manusia menuju tatanan duniabaru yang lebih
majudan beradab. Bagi kita semua, ada atau tidaknya istilah globalisasi tidak
menjadi masalah, yang penting ajaran Islam sudah benar-benar diterima secara
global, secara mendunia oleh segenap umat manusia, diterapkan dalam kehidupan
masing-masing pribadi, dalam berkeluarga,
bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai umat Islam
hendaknya nilai moderen jangan kita ukur dari moderennya pakaiannya, perhiasan
dan penampilan, namun moderen bagi umat Islam adalah moderen dari segi
pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, social budaya, politik dan keamanan
yang dijiwai akhlakul karimah, dan disertai terwujudnya masyarakat yang adil,
makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.
2.4 Cara Menciptakan Masyarakat Berakhlak Mulia
Dalam Era Globalisai
Dalam era globalisasi sekarang ini, perilaku seorang muslim
sangat rentan untuk terpengaruh dampak negatif yang bertentangan dengan
nilai-nilai Islam, sehingga kita sering melihat liberasi nilai yang terjadi di
kalangan umat Islam. Peristiwa seperti ini bisa disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang Islam,
juga lingkungan yang tidak kondusif untuk mendidik seseorang tentang agamanya.
Sehingga kesadaran beragama nyaris tak pernah muncul secara nyata dalam
keseharian dan kehidupan sosial kita.Padahal peranan agama dalam pengendalian
sosial tidak diragukan lagi. Orang yang memahami dan mengamalkan ajaran
agamanya dengan baik maka manusia tersebut akan menjadi manusia sejati yang
berakhlak mulia. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan
akhlak manusia, agarnantinya dapat membentuk suatu masyarakat yang berakhlak
walaupun didalam derasnya modernisasi dan globalisasi Dalam upaya meningkatkan
akhlak, H. Abdullah Firdaus bersama rekan-rekannya membahas upaya untuk
meningkatkan akhlak dalam sebuah jurnal yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Akhlak dan Kepribadian melalui Pemahaman
dan Pendidikan Agama”. Dalam jurnalnya disebutkan bahwa upaya yang penting
dalam meningkatkan akhlak adalah dengan menanamkan nilai-nilai Islam sejak usia
dini, sehingga mudah membangun dan membentuk karakter kepribadian seseorang.
Selain itu juga diperlukan penyuluhan dan pendidikan agama, serta
mengimplementasikan nilai-nilai Islam dengan memberikan contoh dari realitas
yang ada. Ibnu Maskawaih menyebutkan beberapa metode untuk mencapai akhlak yang
baik, antara lain:
A.
Adanya
kemauan yang sungguh-sungguh untuk berlatih terus menerus dan menahan diri
untuk memperoleh keutamaan dan sopan santun yang sebenarnya sesuai dengan
keutamaan jiwa.Latihan ini terutama diarahkan agar manusia tidak memperturutkan
kemauan jiwa alsyahwaniyyat, yang sangat terkait dengan alat tubuh. Maka wujud
latihan dalam menahan diri dapat dilakukan antara lain dengan melakukan puasa,
mengerjakan shalat dengan khusyu’, dan mengerjakan perbuatan yang baik yang
didalamnya ada unsur melelahkan.
B.
Menjadikan
pengetahuan dan pengalaman orang lain sebagai cermin bagi dirinya.
C.
Interospeksi
atau mawas diri. Metode ini mengandung pengertian kesadaran seseorang untuk
berusaha mencari cacat /aib diri sendiri.
D.
Melawan
penyebab akhlak yang buruk dengan ilmu dan amal.
Di dalam
kitab Ihya’ Ulumuddin diceritakan bahwa akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.
Oleh sebab itu salah satu upaya yang juga sangat penting dalam meningkatkan
kualitas akhlak adalah dengan mempelajari al-Qur’an, memahami, dan
mengamalkannya. Al-Qur’an adalah sumber ajaran agama Islam yang paling pokok,
di dalamnya terdapat berbagai peraturan dan petunjuk bagi orang muslim
dalam bertindak. Oleh karena itu, mempelajari al-Qur’an adalah hal yang sangat
dianjurkan dalam upaya meningkatkan akhlak. Peningkatan kualitas akhlak sangat
diperlukan, maka kita sudah seharusnya berupaya untuk meningkatkan akhlak
dengan memulainya dari diri kita sendiri.Kita dapat mencoba beberapa langkah di
atas untuk meningkatkan akhlak kita.Kita juga bisa memulainya dengan menghilangkan
atau menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam Agar dapat bertahan dari pengaruh buruk globalisasi ini kita harus
dapat menyaring hal yang baik dan hal yang buruk serta memperbaharui akhlakul
karimah (akhlak baik) kita. Adapun cara atau metode untuk menciptakan dan
meningkatkan kualitas akhlak baik, adalah sebagai berikut:
Metode Uswah (Teladan)
Teladan
adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai
kemanusiaan. Manusia teladan yang harus dicontoh dan diteladani adalah
Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Ahzab ayat 21 :
“Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah itu, teladan yang baik
bagimu.”Jadi, sikap dan perilaku yang harus dicontoh, adalah sikap dan perilaku
Rasulullah SAW, karena sudah teruji dan diakui oleh Allah SWT. Aplikasi metode
teladan, diantaranya adalah, tidak menjelek-jelekkan seseorang, menghormati
orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak berbohong, tidak
berjanji mungkir, membersihkan lingkungan, dan lain-lain ; yang paling penting
orang yang diteladani, harus berusaha
berprestasi dalam bidang tugasnya.
Metode
Ta’widiyah (pembiasaan)
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum ; seperti
sedia kala ; sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Muhammad Mursyi dalam
bukunya “Seni Mendidik Anak”, menyampaikan nasehat Imam al Ghazali : “Seorang
anak adalah amanah (titipan) bagi orang tuanya, hatinya sangat bersih bagaikan
mutiara, jika dibiasakan dan diajarkan sesuatu kebaikan, maka ia akan tumbuh
dewasa dengan tetap melakukan kebaikan tersebut, sehingga ia mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat” Dalam ilmu
jiwa perkembangan, dikenal teori konvergensi, dimana pribadi dapat
dibentuk oleh lingkungannya, dengan mengembangkan potensi dasar yang ada
padanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan, untuk mengembangkan potensi
dasar tersebut, adalah melalui kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, kebiasaan
yang baik dapat menempa pribadi yang
berakhlak mulia. Aplikasi metode pembiasaan tersebut, diantaranya adalah,
terbiasa dalam keadaan berwudhu’, terbiasa tidur tidak terlalu malam dan bangun
tidak kesiangan, terbiasa membaca al-Qur’ab dan Asma ul-husna shalat berjamaah
di masjid/mushalla, terbiasa berpuasa sekali sebulan, terbiasa makan dengan
tangan kanan dan lain-lain.Pembiasaan yang baik adalah metode yang ampuh untuk
meningkatkan akhlak peserta didik dan anak didik.
Metode
Taat Syari’at
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri
dalam hidup sehari-hari untuk melakukan kebajikan dan hal-hal bermanfaat sesuai
dengan ketentuan syari’at, aturan-aturan negara, dan norma-norma kehidupan bermasyarakat. Disamping itu berusaha untuk
menjauhi hal-hal yang dilarang syara’ dan aturan-aturan yang berlaku. Metode
ini sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari.
Hasilnya akan berkembang sikap dan
perilaku positif seperti ketaatan pada agama dan norma-norma masyarakat,
hidup tenang dan wajar, senang melakukan kebajikan, pandai menyesuaikan diri
dan bebas dari permusuhan.
Metode Pengembangan Diri
Metode yang bercorak psiko-edukatif
ini didasari oleh kesadaran atas kekuatan dan kelemahan diri yang kemudian
melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan sekaligus
menghilangkan sifat-sifat buruk. Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses
pembiasaan (conditioning) seperti pada “Metode Taat Syari’at” ditambah dengan
upaya meneladani perbuatan dari
pribadi-pribadi yang dikagumi. Membiasakan diri dengan cara hidup
seperti ini secara konsisten akan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan
sifat-sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan kehidupan
bermasyarakat. Metode ini sebenarnya mirip dengan metode pertama, hanya saja
dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin dan intensif serta lebih personal
sifatnya daripada metode pertama.
Metode spiritual
Metode ini bercorak spiritual-religius
dan bertujuan untuk meningkat kan kualitas pribadi mendekati citra Insan Ideal
(Kamil). Pelatihan disiplin diri ini menurut Al Ghazali dilakukan melalui dua
jalan yakni al-mujaahadah dan al-riyaadhah.Al Mujaahadah adalah usaha sungguh-sungguh
untuk menghilangkan segala hambatan pribadi (harta, kemegahan, taklid,
maksiat).Al-Riyaadhah adalah latihan mendekatkan diri pada Tuhan dengan selalu
berusaha meningkatkan kualitas ibadah. Dan masih ada beberapa metode lainnya,
namun yang paling penting adalah dengan kesadaran kita untuk menauladani
sifat-sifat rosullullah SAW. Serta menaati perintah Allah SWT dan menjauhi
larangannya. Jika masing masing orang sudah seperti itu Insya Allah kita akan
menjadi manusia yang berakhlaq walaupun dalam derasnya modernisasi dan
globalisasi.
2.5
Penerapan Akhlak Dan Tantangan Akhlak Dalam Kehidupan
2.5.1 Penerapan
Akhlaq
Akhlaq mulia merupakan
cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan
senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap
masa. Berikut akan dijelaskan beberapa
penerapan akhlaq mulia :
1.
Akhlaq
kepada Khalik (Pencipta) Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari
akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman
kepada Allah SWT semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah
SWT, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah SWT, dan
sebagainya.
2. Akhlaq kepada Sesama Akhlaq terhadap sesama
dibedakan menjadi dua macam :
a. Akhlaq kepada sesama muslim Penerapan akhlaq
kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka
kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih
tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam
perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan
sebagainya.
b. Akhlaq
kepada sesama nonmuslim Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama
karena mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan
adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa
dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah
keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih
jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika
sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan
hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka,
menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup
dalam minoritas, memberi bantuan bila
mereka terkena musibah, dan sebagainya.
3.
Akhlaq
kepada Diri Sendiri Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan
meningkatkan harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq
terhadap diri sendiri, antara lain:
a. Menjaga kehormatan dan harga diri,
membersihkan diri lahir dan batin.
b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
c. Taat menjalankan ajaran agama.
d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari
perbuatan tercela.
e. Mencari rezeki yang halal.
f.
Selalu
berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, beramal shaleh, meningkatkan iman
dan takwa.
4.
Akhlaq
kepada Keluarga Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia
kepada keluarga :
a. Kepada orangtua : berbakti, menghormati,
menyayangi dan mendoakan keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati
dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi
nafkah.
b. Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian,
ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka,
tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya
c. Kepada tetangga dan masyarakat : saling
membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan
memberi, dan sebagainya.
d. Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan
sebagainya.
5.
Akhlaq
kepada Lingkungan (Alam Semesta) Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal
berikut:
a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
semesta serta bersyukur kepada Allah
SWT.
b. Memanfaatkan alam semesta dengan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.
c. Menjaga keseimbangan dan kelestarian
lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
d. Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau
mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar,
penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan
sebagainya.
2.5.2
Tantangan Akhlak
Allah
SWT SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama
penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah secara umum yaitu
melaksanakan segala perintahnya dan manjauhkan segala larangannya dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan.Manusia diperintahkanNya untuk menjaga dan memlihara
semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Namun sebagai manusia
kadang kita lupa tugas kita berada di
dunia itu apa sehingga kebanyakan tidak bisa mengontrol akhlaknya sendiri.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tantangan akhlak juga
semakin banyak, tak sedikit manusia menjadi lupa diri dan berada diluar garis
batas ajaran agama.Sehingga kita butuh aqidah yang kokoh dan akhlak yang
terpuji untuk mengahadapi tantangan tersebut. Seperti kita tahu tantangan yang
sering kita hadapi namun jarang kita sadari yaitu Kemajuan teknologi yang
semakin mutakhir, gaya hidup, dan orientasi hidup yang materialistis.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dialami oleh manusia sekarang ini tidak sedikit dampak negatifnya terhadap
sikap hidup dan perilakunya, baik sebagai manusia beragama maupun sebagai
makhluk individual dan sosial.Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap
kehidupan manusia atas kemajuan itu ditandai dengan adanya kecenderungan
menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidup adalah material.
Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai
spiritual yang sebenarnya berfungsi
untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia. Nilai nilai spiritual yang dimaksudkan dalam
Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran, yang
semuanya berfungsi untuk membina
kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai Hamba Allah SWT dan anggota
masyarakat.
Gaya hidup-pun menjadi tantangan agar lebih
dapat mengontrol diri. Gaya hidup yang dimaksud disini adalah gaya hidup
hedonis atau foya-foya, dan kebarat-baratan. Seperti kita tahu selain tidak
baik, Allah SWT sangat membenci segala sesuatu yang berlebihan. Gaya hidup ini
cenderung hanya mementingkan kesenangan semata, menghambur-hamburkan materi
dalam jumlah banyak secara sia-sia karena sebenarnya tidak ada keuntungan yang
bisa didapat dari itu melainkan hanya kesenangan sesaat. Padahal kalau kita
memiliki aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji, tidak seharusnya kita
berlaku seperti itu melainkan lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama
karena akan lebih terasa manfaatnya. Orientasi hidup yang hanya mengejar
nilai-nilai material saja tidak bisa
dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga dapat
menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi pada sesuatu yang merial (metrialistis)
sehingga ada persaingan hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak
memerlukan agama lagi untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka
menganggap agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup. Disinilah kita
akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan akhlak dalam kehidupan modern
seperti sekarang.
Aqidah dan akhlak akan menjadi benteng yang
sangat kuat dalam menghadapi segala dampak negatif kehidupan modern. Aqidah
dapat menyelamatkan diri kita dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita
sadari, aqidah juga dapat membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta
dan sesama. Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan
manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa menjerumuskan manusia
dalam kesesatan. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus
memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang kita
lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
2.6 Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak
2.6.1 Penjagaan Diri
Alasan harus menjaga diri :
1.
Upaya
penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya
dari siksa Allah SWT ta’ala dan neraka - Nya. “Hai orang - orang yang beriman,
jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6)
2.
Jika ia
tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment -
moment kebaikan.
3.
Hisab
kelak bersifat individual “Dan setiap mereka datang kepada Allah SWT pada hari
kiamat dengan sendiri-sendiri” (QS. Maryam : 95)
4.
Penjagaan
diri lebih mampu mengadakan perubahan Seseorang lebih tau akan dirinya sendiri,
maka upaya penjagaan diri merupakan hal yang bagus dan sekaligus menimbulkan
perubahan pada diri seseorang tersebut.
Cara-cara
penjagaan diri :
1.
Musahabah
diri Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan
keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia
miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia
bayangkan sebelumnya pada hari kiamat. “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah SWT dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al -Hasyr : 18)
2.
Taubat
dari segala dosa.
3.
Mencari
ilmu dan memperluas wawasan Seseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu
agama. Dengan ilmu agama ia akan tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia
lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim.
4.
Mengerjakan
amalan-amalan iman Antara lain :
a. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal
mungkin
b. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
c. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca
al-qu’ran dan berdzikir Dengan mengerjakan amalan-amalan iman insya Allah
SWT seseorang dapat mengingat Allah SWT dalam hari-harinya sehingga ia akan
menjaga perbuatannya.
5.
Bergaul
dengan orang-orang shaleh Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi
seseorang.Maka untuk menjaga akhlak, kita harus bergaul dengan orang-orang
shaleh. Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling
mengingatkan satu sama lainnnya.
6.
Berdoa
kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh Dengan berdoa secara sungguh-sungguh
kepada Allah SWT, insya Allah SWT kita dapat terhindar dari perbuatan yang
tidak bermanfaat.
2.6.2
Penjagaan Sesama Muslim
Dalam
meningkatkan kualitas akhlak kita bisa melakukan penjagaan sesama muslim, karena dengan
menjaga sesama muslim, kita dapat meningkatkan kesadaran akan akhlak di
lingkungan kita. Salah satu cara dari penjagaan muslim adalah dengan cara
dakwah. Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWTsesuai dengan garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan
kata "Ilmu" dan kata "Islam" , sehingga menjadi "Ilmu
dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah. Makna etimologis
Dakwah dapat dilihat dari kata dakwah dalam Al-Quran yang memiliki banyak arti,
antra lain :
·
Menyampaikan
dan menjelaskan (lihat QS Fushilat:24, Yusuf : 108)
·
Berdo’a
dan berharap (lihat QS Al - A’raf : 55)
·
Mengajak
dan mengundang (lihat QS Yusuf : 33)
Ilmu
dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik
perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan
suatu ideologi, agama, pendapat atau
pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut
"Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut
"Mad'u".Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah
"Da'i". Para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara
terminologis dengan definisi yang variatif seperti :
1.
Ibnu
Taimiyah : "Dakwah ke jalan Allah SWT adalah dakwah untuk beriman kepada Allah SWT dan kepada apa yang
dibawa nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun
Islam (Lihat Al Fatawa al-Kubro 15/158, cet 1, Mathobi’al-Riyadh)
2.
Al-Ustadz
Al bahi-al-Khuli : "Dakwah Islam yaitu menghantarkan umat dari satu
tempat/ kondisi ke tempat/ kondisi yang lain (Tadzkiroh ad-Du’at
hal:35,th.1379H, Daarul Qalam).
3.
Rauf
Syalabi : "Dakwah Islam adalah gerakan revitalisasi sistem Illahi yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi terakhir" (Ad-Dakwah al Islamiyah Fi
'Ahdiha al-Makky, Manahijuha wa Ghoyatuha, hal : 32)
4.
Abu
Bakar Dzikri : "Dakwah ialah bangkitnya para ulama Islam untuk mengajarkan
Islam kepada umat Islam, agar mereka faham tentang agamanya dan tentang
kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama (ad-Dakwah ila al-Islam, hal:8
Maktabah Darul Arubah Mesir). Penulis memahami definisi-definisi tersebut
diatas secara utuh dan lengkap dengan menyimpulkan, bahwa "Dakwah Islam
ialah menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka
untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi dan dimana serta kapan saja,
dengan metodologi dan sarana tertentu, untuk tujuan tertentu".Tujuan utama
dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat yang diridai oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mencontohkan
dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan
perbuatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan
diatas mengenai menciptakan masyarakat berakhlak di era globalisasi, dapat
diambil beberapa kesimpulan bahwa :
1.
Akhlak
digambarkan secara substansial , sifat hati bisa baik dan juga bisa buruk yang tercermin dalam perilaku. Jika,
sifat hatinya baik, maka yang akan muncul adalah akhlak yang baik (akhlakul
karimah) dan sebaliknya jika sifat hatinya buruk maka yang keluar dalam
perilaku adalah akhlak yang buruk (akhlakul madzmumah).
2. Sebagai manusia kita harus memahami dan
menerapkan beberapa akhlak, yakni Akhlak kepada pencipta, kepada sesama baik
muslim maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
3. Zaman yang semakin modern membuat manusia
menjadi lupa diri dan sering berada diluar garis batas ajaran agamanya.Itulah
dampak globalisasi, yang membuat masyarakat lupa dengan Allah SWT yang
menciptakan mereka.
4. Manusia yang hidup didunia harus memiliki
aqidah dan akhlak yang kokoh sebagai benteng sehingga tidak tersesat dan
apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
5. Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering
mengingat Allah SWT dan bergaul dengan
orang-orang shaleh agar pada saat kita lupa kita cepat disadarkan kembali untuk
kembali ke jalan yang benar.
6. Akhlak mulia memiliki pengaruh dalam tegak
dan hancurnya satu masyarakat karena akhlak mulia adalah dasar ditegakkannya
perintah Allah Ta’ala dalam jiwa manusia. Jika jiwa memiliki akhlak dan perilaku
mulia maka tidak diragukan dia akan mengagungkan syiar-syiar Allah dan komitmen
dengan manhaj agamanya.
7.
Untuk
menciptakan masyarakat yang ber akhlak di era globalisasi ini kita harus
mengetahui tantangan akhlak. Kemudian memberi pengetahuan serta pendidikan tentang akhlak, selalu
meningkatkan akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ahmad
A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher.
Hal 45-50
Ø Abdullah
bin Abdul Aziz Al-Aidan. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An- Nadwah, 2002.
Ø Fadloli,
Nurkudri Sri & C. Abdul.2001. Pendidikan Agama Islam. Malang: UPT MKU
Politeknik negeri malang
Ø http://www.voa-islam.com/muslimah/education/2011/10/27/16502/pendidikan-akhlak-yang-baik-warisan-terindah-bagi-anak-kita/
Ø Kaelany.
(2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press. Pengertian Akhlaq,
Macam-Macam Akhlaq Terpuji dan Penerapan Akhlaq dalam Kehidupan Sehari-hari.
Ø Rahmat
Djanika, 1992:27