Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi (Aliran
Merkantilisme, Klasik, Neo Klasik dan Historis) - Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang
penyelidikan yang telah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Berikut ini
diuraikan teori-teori pertumbuhan ekonomi dari berbagai aliran.
Pertumbuhan ekonomi atau perkembangan ekonomi
suatu negara menurut kaum Merkantilis ditentukan oleh peningkatan perdagangan
internasional dan penambahan pemasaran hasil industri serta surplus neraca
perdagangan.
Tokoh-tokoh aliran Klasik antara lain Adam
Smith dan David Ricardo.
1) Adam Smith
Adam Smith mengemukakan teori pertumbuhan
ekonomi dalam sebuah buku yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations tahun 1776. Menurut Adam Smith, ada empat fackor yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a) jumlah penduduk,
b) jumlah stok barang-barang modal,
c) luas tanah dan kekayaan alam, dan
d) tingkat teknologi yang digunakan.
2) David Ricardo
David Ricardo mengemukakan teori pertumbuhan
ekonomi dalam sebuah buku yang berjudul The Principles of Political Economy and
Taxation. Menurut David Ricardo, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan
oleh pertumbuhan penduduk, di mana bertambahnya penduduk akan menambah tenaga
kerja dan membutuhkan tanah atau alam.
Tokoh-tokoh aliran Neo Klasik di antaranya
Schumpeter, Harrod – Domar, dan Sollow – Swan.
1) Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang
pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para
pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau
inovasi dalam ekonomi. Hal ini bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan
perekonomian jika para pengusaha terus-menerus mengadakan inovasi dan mampu
pengadakan kombinasi baru atas investasinya atau proses produksinya.
Adapun jenis-jenis inovasi, di antaranya
dalam hal berikut.
a) Penggunaan teknik produksi.
b) Penemuan bahan dasar.
c) Pembukaan daerah pemasaran.
d) Penggunaan manajemen.
e) Penggunaan teknik pemasaran.
2) Harrod – Domar
Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi
menurut Teori Harrod – Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi
supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam
jangka panjang. Asumsi yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.
a) Tahap awal perekonomian telah mencapai
tingkat full employment.
b) Perekonomian terdiri atas sektor rumah
tangga (konsumen) dan sektor perusahaan (produsen).
c) Fungsi tabungan dimulai dari titik nol,
sehingga besarnya tabungan proporsional dengan pendapatan.
d) Hasrat menabung batas (Marginal Propencity
to Save) besarnya tetap. Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi
yang teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang.
3) Sollow–Swan
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat
anggapan dasar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi.
a) Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju
tertentu.
b) Fungsi produksi Q = f (K,L) berlaku bagi
setiap periode (K : Kapital, L : Labour).
c) Adanya kecenderungan menabung dari
masyarakat.
d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan.
Pada tahun 1817, David Ricardo menerbitkan buku yang
berjudul The Principles of Political Economy and Taxation.
Bukunya mempunyai pengaruh besar dalam pemikiran ekonomi,
karena kecakapannya menganalisis masyarakat dengan
istilah-istilah yang abstrak.
Tokoh-tokoh yang menganut aliran historis
antara lain Friederich List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher, Werner Sombart, dan
Walt Whitman Rostow.
1) Friederich List (1789–18456)
Menurut Friederich List, perkembangan ekonomi
ditinjau dari teknik berproduksi sebagai sumber penghidupan.Tahapan pertumbuhan
ekonominya antara lain: masa berburu atau mengembara, masa beternak atau
bertani, masa bertani dan kerajinan, masa kerajinan industri dan perdagangan.
Buku hasil karyanya berjudul Das Nationale System der Politischen Oekonomie
(1840).
2) Bruno Hildebrand (1812–1878)
Menurut Bruno Hildebrand, perkembangan
ekonomi ditinjau dari cara pertukaran (tukar-menukar) yang digunakan dalam
masyarakat. Tahap pertumbuhan ekonominya: masa pertukaran dengan natura
(barter), masa pertukaran dengan uang, dan masa pertukaran dengan kredit/giral.
Pendapatnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Die National Ekonomie der
gegenwart und Zukunfit (1848).
3) Karl Bucher (1847–1930)
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi
ditinjau dari jarak antara produsen dengan konsumen. Tahap pertumbuhan
ekonominya antara lain: rumah tangga tertutup, rumah tangga kota, rumah tangga
bangsa, dan rumah tangga dunia.
4) Werner Sombart (1863–1941)
Menurut Werner Sombart, perkembangan ekonomi
ditinjau dari susunan organisasi dan idiologi masyarakat. Tahapan pertumbuhan
ekonomi menurut Werner Sombart adalah Zaman perekonomian tertutup, Zaman
perekonomian kerajinan dan pertukangan, Zaman perekonomian kapitalis (Kapitalis
Purba, Madya, Raya, dan Akhir). Karyanya ditulis dalam sebuah buku yang
berjudul Der Moderne Kapitalismus (1927).
5) Walt Whitman Rostow
Dalam bukunya yang berjudul The Stage of
Economic Growth, W.W. Rostow membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima
tahap atas dasar kemajuan tingkat teknologi. Kelima tahap itu adalah masyarakat
tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan,
dan tahap konsumsi tinggi.
Pembangunan berarti suatu proses pengurangan
atau penghapusan kemiskinan, kepincangan distribusi pendapatan, dan
pengangguran dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Proses
pembangunan ekonomi tersebut berbeda antara negara maju dengan negara
berkembang, karena pada negara maju sudah menunjukkan adanya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi serta kemajuan di berbagai bidang, sedangkan negara yang
sedang berkembang belum dapat mencapai hal itu.
Masalah dan hambatan pembangunan ekonomi di
negara berkembang adalah sebagai berikut.
a. Laju Pertambahan Penduduk yang
Tinggi
Terdapat dua ciri penting yang berdampak
buruk pada usaha pembangunan, yaitu:
1) Jumlah penduduk negara yang relatif besar
2) Tingkat perkembangan penduduk yang sangat
pesat
b. Taraf Hidup yang Rendah
Taraf hidup dapat dinilai, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini tampak dari pendapatan yang rendah,
perumahan yang kurang memenuhi syarat, kesehatan yang buruk, pendidikan yang
rendah, angka kematian yang tinggi, dan sebagainya.
c. Pertanian Tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur
pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan
sektor ini mempunyai produktivitas rendah dan mengakibatkan pendapatan para
petani berada pada tingkat subsisten (hidupnya secara pas-pasan).
d. Produktivitas yang Rendah
Produktivitas yang rendah berarti kemampuan
berproduksi para tenaga kerja di berbagai pekerjaan sangat rendah.
e. Kekurangan Modal dan Tenaga Ahli
Pada umumnya, di negara berkembang masih
memerlukan modal dan investasi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kekurangan tenaga ahli di segala bidang membuat pembangunan ekonomi kurang
berjalan dengan lancar.
f. Penciptaan Kesempatan Kerja
Semakin besar pertambahan penduduk suatu
negara, semakin besar pula jumlah tenaga kerja baru yang akan memasuki angkatan
kerja, sehingga memengaruhi kesempatan kerja dan pengangguran.
g. Ketergantungan pada Sektor Pertanian
Umumnya di negara berkembang masih
menggantungkan pada sektor pertanian dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
sehingga akan dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Demikianlah materi Teori-Teori
Pertumbuhan Ekonomi (Aliran Merkantilisme, Klasik, Neo Klasik dan Historis),
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar